Di tengah kondisi ekonomi global yang sedang lesu akibat berbagai faktor seperti pandemi COVID-19, ketegangan perdagangan antar negara, serta ketidakpastian politik di beberapa negara besar, Indonesia menunjukkan ketangguhannya khususnya dalam sektor perikanan.
Meliputi lebih dari 17.000 pulau, Indonesia dikenal memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Dengan panjang garis pantai yang mencapai 108.000 km, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat produksi perikanan dunia. Mulai dari hasil tangkapan hingga budidaya, sektor perikanan Indonesia menawarkan berbagai produk berkualitas yang diminati pasar internasional.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan, ekspor komoditas perikanan Indonesia bulan Agustus 2023 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di Tahun 2022.
Direktur Pemasaran PDSPKP KKP, Erwin Dwiyana menyampaikan, ekspor komoditas perikanan sampai dengan bulan Agustus 2023 baru mencapai US$ 475 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun (kurs Rp 15.300). Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya angka tersebut mengalami kenaikan, tetapi jika dibandingkan secara tahun ke tahun (yoy) angka tersebut mengalami penurunan.
Penurunan permintaan serta inflasi di Amerika Serikat
Dikabarkan bahwa Amerika tengah mengalami inflasi hingga sekarang, hal ini berpengaruh terhadap kinerja ekspor untuk tujuan AS. Ekspor akan terganggu seiring dengan turunnya daya beli atau konsumsi rumah tangga, sehingga mempengaruhi permintaan barang-barang yang ada di Indonesia.
Berkaca dari pengalaman masa lalu, Indonesia seringkali mendapatkan kesempatan untuk memperluas pasar ekspornya di saat banyak negara menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Dengan situasi Amerika yang saat ini mengalami inflasi, Indonesia dapat memanfaatkan peluang untuk mengekspor produk perikanannya ke negara lain yang belum terjamah atau yang memiliki potensi besar.
Ekspor hasil laut selain Tuna dan Udang
Selain tuna dan udang yang menjadi komoditas perikanan ekspor utama Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan bahwa beberapa komoditas perikanan lain yang menyumbang ekspor terbesar, diantaranya cumi, sotong, gurita, tilapia, dan rumput laut.
“Kalau tuna iya, udang apalagi. Udang itu hampir 35% ekspor kita. Yang pertama udang, kedua tuna, kemudian cumi, sotong, gurita, tilapia, rumput laut masuk juga,” kata Direktur Pemasaran PDSPKP KKP Erwin Dwiyana saat ditemui di Kantor KKP Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Erwin menyebutkan bahwa ada 5 negara utama tujuan ekspor komoditas udang, diantaranya Amerika Serikat (AS), kemudian Jepang, China, negara-negara ASEAN, dan Uni Eropa.
Untuk membuka pasar seluas-luasnya, maka akan dilakukan pertemuan kenegaraan, baik dengan bilateral antar dua negara, maupun dengan regional.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di sektor perikanan. Dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan sumber daya yang optimal, Indonesia dapat terus bersaing di panggung internasional dan menjadi pemain utama dalam industri perikanan global. Namun, untuk mencapai hal tersebut, sinergi antara pemerintah, industri, nelayan, dan masyarakat luas sangat diperlukan.
Sumber:
Leave a Reply