Sepanjang tahun 2023, batu bara terus menjadi komoditas paling banyak diekspor dari Berau ke luar negeri, mencapai jumlah luar biasa sebesar 24.178.676 metrik ton per tahun. Trend ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Hotlan Silalahi, Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag) Berau, menyampaikan bahwa target penerbitan surat keterangan asal (SKA) pada tahun lalu adalah sebanyak 250 surat. Namun, ternyata lebih dari 600 SKA yang diterbitkan, menunjukkan tingginya permintaan.
Pada eksportasi batu bara, Tiongkok tetap menjadi pasar terbesar dengan jumlah ekspor sebesar 10.575.462 metrik ton, diikuti oleh India dengan 7.476.657 metrik ton, dan Bangladesh dengan 2.501.763 metrik ton. Negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor meliputi Taiwan, Korea, Pakistan, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Jepang, Pakistan, Thailand, dan Vietnam.
Hotlan menjelaskan bahwa kenaikan harga batu bara di Berau biasanya terkait dengan kenaikan harga batu bara secara global. Setelah batu bara, komoditas udang beku menjadi yang terbesar kedua yang diekspor ke luar negeri, dengan 418.454 metrik ton diekspor ke Malaysia dan Tiongkok pada tahun lalu. Sementara itu, kelapa sawit yang sebelumnya diekspor, saat ini belum mengalami ekspor lagi.
Hotlan mengakui bahwa ada komoditas lain yang diekspor, namun SKA diterbitkan melalui kota lain seperti Surabaya atau Tarakan, termasuk sektor perikanan yang diekspor melalui Samarinda dan Tarakan.
Untuk tahun 2025, pemerintah telah menetapkan tiga komoditas perkebunan sebagai prioritas ekspor dari Berau, yaitu jagung, kelapa, dan kakao. Namun, hal ini masih dalam tahap perencanaan karena produktivitas jagung di Berau sedang mengalami penurunan.
Leave a Reply